Tahukah apa bedanya syirik besar dengan syirik kecil?
Sebelum kita temukan perbedaan antara keduanya, perlu kita sebutkan dulu contoh dari keduanya:
1. Macam-macam syirik akbar
Contoh dari syirik akbar seperti:
1. Beribadah kepada selain Allah, baik itu berupa
doa, penyembelihan, nazar dan yang lainnya. Baik yang diibadahi itu
seorang nabi, malaikat, wali, jin atau selain mereka.
“Dan barangsiapa berdoa kepada tuhan yang lain di
samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu,
maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. “ ( QS. Al Mu’minun: 117)
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, nusukku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. “ (QS. Al An’am :162)
Para ahli tafsir menerangkkan bahwa nusuk di atas artinya ibadah atau sembelihan.
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkurbanlah. “ (QS. Al Kautsar: 2)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Allah melaknat orang yang menyembelih sesuatu untuk selain Allah. “ (HR.Muslim )
Siapa yang beribadah kepada selain Allah عز وجل,
baik itu kepada nabi, malaikat, seorang wali, orang saleh, atau
kuburan atau yang semisalnya, berarti ia telah berbuat syirik.
Walaupun, alasannya agar bisa mendekatkan diri kepada Allah atau supaya
ibadah lebih mudah diterima.
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang
bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain
Allah (berkata): “Kami tidak beribadah kepada mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya“.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang
mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat kufur. “ (QS. Az-Zumar :3)
2. Meminta pertolongan kepada kepada orang yang
sudah meninggal atau orang yang masih hidup, tapi dalam perkara yang
tidak bisa disanggupi kecuali oleh Allah semata.
Semua itu syirik walaupun yang ia mintai tolong
adalah seorang nabi, wali atau orang saleh atau selain mereka yang
dianggap memiliki “kesaktian” dan “karomah”.
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. “ (QS. Al Fatihah: 5)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepada Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما :
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan
apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada
Allah. “ (HR. Tirmidzi)
Maka, siapa yang meminta kepada mayit supaya
usahanya untung, bisa lulus ujian, menyembuhkan penyakitnya dan yang
semisalnya, berarti jatuhlah ia ke perbuatan syirik.
Siapa yang meminta kepada orang yang masih hidup
untuk menahan hujan atau menurunkannya atau memindahkannya, berarti
terjerumuslah ia ke syirik.
Siapa yang meminta kepada seseorang agar
mengabarkan isi hati orang lain atau meramal masa depannya, berarti
terjerembablah ia ke syirik.
Dan masih banyak lagi contoh syirik akbar yang bisa kita sebutkan.
2. Macam-macam dari syirik ashghar:
1. Riya’ dan Sum’ah.
Riya’ artinya beramal karena ingin dilihat oleh
makhluk. Sedangkan sum’ah artinya beramal karena ingin didengar makhluk.
Kedua-duanya termasuk syirik.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya”. (QS. Al
Kahfi :110)
Dalam hadits qudsi Allah berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan
sekutu. Siapa yang melakukan suatu amalan yang di dalamnya ia sekutukan
Aku dengan selain-Ku , niscaya Ku tinggalkan ia bersama sekutunya. “
(HR. Muslim)
2. Mengucapkan suatu kalimat yang mengandung
penyetaraan makhluk dengan Allah, seperti: “Kalau bukan karena Allah DAN
kamu. “ “Atas kehendak Allah DAN kehendakmu. “ dan kalimat lain yang
semisal itu.
Mengapa kalimat-kalimat tadi teranggap sebagai
penyetaraan makhluk dengan Allah? Karena di situ Allah digandengkan
dengan makhluknya dengan kata DAN, sedangkan kata DAN mengandung makna
penyetaraan antara dua kata yang digandengkan.
Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما bercerita bahwa ada seseorang yang datang kepada nabi صلى الله عليه وسلم lalu berkata:
ما شاء الله وشئت
“ Atas kehendak Allah DAN kehendakmu, maka Nabi pun menegurnya:
أجعلتني لله عدلا? قل ما شاء الله وحده
” Apakah engkau ingin menjadikan aku TANDINGAN bagi Allah? Katakanlah atas kehendak Allah semata. “ (As-Sunanulkubra)
Ibnu ‘Abbas ketika menerangkan firman-Nya, “Maka
janganlah kalian jadikan tandingan-tandingan (sekutu) bagi Allah
sedangkan kalian mengetahui. “ (QS. Al-Baqarah: 22), beliau menyebutkan
contoh menjadikan tandingan di sini, yaitu seperti ucapan seseorang
kepada temannya: “Atas kehendak Allah DAN kehendakmu. “ dan ucapan
seseorang: “Seandainya bukan karena Allah DAN bukan karena fulan. “
Beliau berkata, “Jangan sebut fulan (berdampingan dengan Allah) di situ,
(karena) seluruh ucapan tadi adalah syirik. “ (Tafsir Ibnu Katsir)
Dan masih banyak lagi contoh-contoh syirik ashghar yang bisa kita sebutkan.
Lantas apa konsekuensi dari syirik ashghar ini? Apakah berbeda dengan syirik akbar? Tentu, beda.
1. Syirik akbar mengeluarkan pelakunya dari islam, sedangkan syirik ashghar tidak
2. Syirik akbar menggugurkan seluruh amalan si
pelaku, sedangkan syirik ashghar itu menggugurkan amalan yang terkait
dengan syiriknya itu saja.
Contohnya:
-Seseorang berbuat riya’ ketika shalat, maka shalatnya saja yang gugur pahalanya, sedangkan ibadah lain tidak gugur.
- Sedangkan orang yang menyembelih atau sedekah
untuk jin, maka yang gugur adalah seluruh amalan yang telah dilakukan,
bukan hanya sedekah dan sembelihannya saja.
3. Pelaku syirik akbar mendapatkan konsekuensi
semisal yang diterima orang murtad, seperti larangan masuk masjidil
haram, tidak boleh dishalati dan dikuburkan di pekuburan muslimin dan
lain-lain , sedangkan pelaku syirik ashghar tidak mendapatkan konsekuensi seperti itu, karena ia masih muslim.
Pilih mana, berbuat syirik akbar atau ashghar?
Kalau saya sih, tidak mau semuanya.
Sampai syirik ashghar pun saya tidak sudi.
Kenapa? Sebab itu syirik.
Lho tapi itu kan syirik kecil, kenapa takut? Ya,
syirik ashghar memang lebih ringan dari syirik akbar, namanya saja
ashghar (kecil). Tapi seringan-ringannya ini, tetaplah syirik!
Walaupun “ringan”, tapi dosanya lebih besar dari
dosa membunuh anak. Lebih parah dibandingkan dosa berzina dengan
orangtua sendiri. Lebih bejat dibandingkan merampok, korupsi milyaran
dolar atau lebih dari itu. Bahkan lebih besar lagi dari dosa-dosa besar
lainnya!
Maka, jauhilah syirik, besar maupun kecil....
0 komentar:
Posting Komentar